Rabu, 06 Februari 2013

PENERAPAN TIK DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DI SEKOLAH)



BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah menghasilkan produk yang bermanfaat. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga jika ‘gagap teknologi’ akan terlambat menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh kesempatan untuk maju. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu, pendidikan dapat menjangkau seluruh lapisan masarakat yang tinggal di berbagai tempat, di kota, desa, bahkan di daerah terpencil atau pedalaman sekalipun, sehingga upaya pemerataan pendidikan dapat terlaksana.
Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multi makna. Pembelajaran sepanjang hayat (life long learning) berlangsung secara terbuka melalui jalur formal, non formal, dan informal yang dapat diakses oleh peserta didik setiap saat, tidak dapat dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu (Warsita, 2011: 3). Pembelajaran dengan sistem terbuka atau sistem pembelajaran jarak jauh diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi entry-multy exit system).
      Mengingat kondisi Indonesia yang ada, baik kondisi sosial ekonomi, geografis, kesempatan memperoleh pendidikan bagi setiap warganya dengan jumlah penduduk yang banyak, SDM pendidik yang berkualitas terbatas, anggaran pendidikan yang terbatas menjadikan pendidikan jarak jauh sulit untuk diselenggarakan. Padahal pembelajaran jarak jauh memungkinkan masyarakat yang ada di daerah memperoleh informasi dan pendidikan karena pembelajaran jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan pembelajar untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sedikit mungkin bantuan dari orang lain. Pada pembelajaran jarak jauh tidak ada kontak langsung antara instruktur dengan pembelajar. Proses pembelajaran dilakukan dengan perantaraan media pembelajaran yang saat ini sebagian besar dalam bentuk pemanfaatan TIK yang dirancang secara khusus.

B.   Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut, yaitu :”Bagaimanakah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh pada daerah dengan kondisi sosial ekonomi, geografis dan SDM pengelola yang terbatas?”

C.   Tujuan
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan pentingnya pendidikian bagi seluruh warga Negara seperti tertuang di dalam pasal 28 B ayat 1 bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan, dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia. Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Oleh karena itu tujuan dari makalah ini adalah membahas bagaimana penerapan pembelajaran jarak jauh bagi guru-guru sekolah untuk meningkatkan kualitas profesionalisme guru.



BAB II
KAJIAN TEORI

A.   Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan belajar pembelajar, penurunan tingkat putus sekolah, penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas, dan pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat dari berbagai lapisan yang bertempat tinggal di mana pun.
Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan adalah:
1.    Menggantikan peran manusia, yaitu dengan melakukan kegiatan otomasi suatu tugas atau proses.
2.    Memperkuat peran manusia yaitu menyajikan informasi, tugas, atau proses.
3.    Melakukan restrukturisasi atau melakukan perubahan-perubahan terhadap suatu tugas atau proses.

B.   Pengertian  Pembelajaran Jarak Jauh
      Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran dimana peserta didik berjarak jauh dari pendidik sehingga pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan cara tatap muka, maka penyajian materi pembelajaran kepada peserta didik dilakukan melalui media (Setaidji dkk, dalam Warsita, 2011: 15). Ini berarti dalam proses pembelajaran tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka langsung antara pengajar dan pembelajar. Komunikasi berlangsung dua arah yang dijembatani dengan media seperti komputer, televisi, radio, telephon, internet, video dan sebagainya.
Pembelajaran jarak jauh merupakan bentuk belajar mandiri yang terorganisasi secara sistematik, dimana bimbingan kepada siswa, penyajian bahan belajar, keyakinan, dan supervise terhadap keberhaislan siswa diselenggarakan oleh satu tim pengajar yang masing-masing mempunyai tanggungjawab tertentu. Hal ini memungkinkan dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan media yang menjangkau jarak jauh (Dohmein dalam Suparman dan Zuhairi, 2009: 8).

C.   Peran TIK dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Beberapa peran teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memfasilitasi pembelajaran jarak jauh adalah:
a. Asynchronous discussion. Pada pembelajaran online, para pembelajar dapat menggunakan waktu disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing di dalam merefleksikan, berdiskusi dan memberikan komentarnya. Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas diskusi dan merubah psikologi dan sosiologi komunikasi. Selain itu dapat mengembangkan strategi yang berbeda di dalam pemecahan masalah diantara para pembelajar.
b. Instructor control of online conference and roles. Dengan konferensi online, pengajar dapat mengendalikan keanggotaan setiap pembelajarnya, peran pembelajar, dan memungkinkan memantau pelaksanaan diskusi. Beberapa kelompok dapat pula mengembangkan online sendiri di dalam berdiskusi lebih lanjut ataupun di dalam berdiskusi dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat memfasilitasi suatu team work.
c.  Questions and answer communication protocol. Pengajar dapat melontarkan pertanyaan selama diskusi berlangsung. Pengajar dapat mengendalikan siapa yang sudah menemukan jawabannya dengan mencegah pembelajar lainnya untuk dapat mencontek, sampai mereka sendiri benar-benar menemukan jawabannya.
d.  Anonymity and pen name signatures. Ketika pembelajar bekerja menjadi bagian dari diskusi yang sedang berlangsung, mereka dapat memanfaatkan pengalaman kehidupan nyata di dunia kerjanya untuk memberikan illustrasi atas pemahaman konsep yang diajarkan oleh pengajar. Misalnya, berupa komentar yang dapat memberikan makna yang lebih kepada pembelajar yang sedang belajar melengkapi apa yang diajarkan oleh pengajar. Selain itu, memungkinkan juga adanya nama samaran sehingga seseorang mampu mengembangkan personalnya tanpa diketahui identitas sebenarnya, dan secara ekstrim sangat berguna di dalam pembelajaran yang mengharapkan adanya permainan peran seperti metode pembelajaran kolaboratif.
e.   Membership status lists. Pemantauan aktivitas seperti membaca dan memberikan respon di dalam komunikasi, memungkinkan pengajar mengetahui apa yang masing-masing pembelajar telah baca dan seberapa up-to-date setiap di dalam forum diskusi. Hal ini memungkinkan pengajar mendeteksi apabila terjadi ada pembelajar yang tertinggal pelajarannya. Kelompok pembelajar kolaboratif dapat mengusahakan setiap orang di dalam tim up-to-date. Setiap pembelajar dapat dengan mudah membandingkan frekuensi dan kontribusi relatifnya bagi pembelajar lainnya di dalam pembelajaran.
f.   Voting. Akses yang mudah di dalam kelompok ataupun individual untuk memberikan pendapatnya dapat pula dalam bentuk voting. Voting tidak hanya digunakan ketika membuat keputusan, lebih kepada fungsinya untuk mengeksplor (menggali) dan menemukan yang disepakati dan apa yang tidak disepakati atau ketidakpastian, sehingga kelas dapat secara fokus melanjutkan diskusi. Dimungkinkan pula pembelajar merubah pendapatnya kapan saja selama diskusi berlangsung.
g.    Special purpose scaling methods. Metode yang berguna ini dapat menunjukkan kesepakatan kelompok yang sesungguhnya dan meminimalkan ambiguisitas. Ada suatu sistem yang memungkinkan setiap pembelajar pada akhir pembelajarannya mengungkapkan apa yang mereka pikirkan paling penting dari apa yang sudah dipelajarinya.
h.  Information overload. Hal ini dapat terjadi jika antusiasme pembelajar di dalam diskusi sangat tinggi, dengan banyaknya pembelajar saling memberikan komentar, sehingga terjadi kelebihan informasi. Masalah ini dapat diatasi dengan membatasi ukuran kelompok yang dapat ditangani oleh media teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan. Diskusi online memungkinkan setiap individu untuk memberikan komentar kapan saja tanpa perlu menunggu orang lain berkomentar terlebih dahulu.

D.   Penerapan TIK dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Penerapan TIK pada bidang pendidikan telah memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari sering dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi ebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan hadirnya e-learning setiap siswa bisa mengakses materi pembelajaran yang disediakan melalui situs. Siswa bisa berinteraksi dengan guru atau dengan siswa lain tanpa harus harus hadir dikelas. Materi pembelajaran online, membuat siapa saja bisa mengakses materi tersebut tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. (http://blog.politeknik telkom.ac.id/30212033/2012/06/20/peranan-tik-dalam-bidang-bisnis-pendidikan-kesehatan-dan-pemerintahan/)

PJJ diselenggarakan dalam berbagai pola pembelajaran yang pada dasarnya mengandalkan tersedianya berbagai sumber belajar.
1.    Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah biasanya dilakukan dengan media elektronik. Orang menyebutnya sebagai tutorial elektronik melalui internet.
2.    Telepon
Dalam jenis belajar jarak jauh yang meliputi pendekataan korespondensi dan tatap muka,telepon memegang peranan penting. Di Indonesia penggunaan telepon untuk kepentingan pengajaran masih terlalu mahal, namun dengan penerapan teknologi komunikasi yang baru yang disebut dengan Voice Over  baik percakapan maupun data.dengan biaya sambungan telepon jarak jauh biasa.
3.    Jaringan Televisi Kabel Dua Arah
Jaringan televisi yang ada memungkinkan pertukaran,baik percakapan maupun data. Peserta didik dapat meminta dan membaca informasi melalui televise, selain dari menerima bahan ajar cetak melalui pos. TV dapat menyiarkan gambar-gambar dan film. Masing-masing orang dapat membentuk kelompok temporer yang dapat berbicara satu sama lain. Saluran-saluran siaran yang cukup luas memungkinkan untuk mengirim program-program pendidikan ke pesawat televise.
4.    Pendidikan Jarak Jauh dengan Bantuan Kompouter (Computer-Assisted Distance Education (CADE))
Dalam CADE pekerjaan instruktur secara meluas diambil alih oleh computer. Program computer menganalisis jawaban-jawaban peserta didik untuk mendesain pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda dengan teliti. Komentar-komentar pribadi berupa surat kepada siswa dicetak dengan computer.
5.    Satelit
Penggunaan satelit dialkukan melalui papan tulis computer serta dilihat dan didengarkan oleh peserta di tempat-tempat lain di wilayah lainnya. Selanjutnya Tanya jawab dilangsungkan antara pemberi kuliah dengan peserta.
6.    Media Massa: Radio dan Televisi Pendidikan
Kontribusi terbesar dari siaran pendidikan adalah pendekatan visual dan oral dan penekanannya pada belajar daripada mengajar baik pada kelompok pelajar maupun pengajar.
7.    Internet
Dalam pembelajaran jarak jauh belajar e- dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik misalnya melalui bahan pendukung belajar berbasis internet, tutorial online, kuliah online, serta akses mahasiswa terhadap nilai ujian secara online yang lenih baik. Sistem belajar melalui internet menghendaki kesiapan belajar mandiri peserta didik.


BAB III
PENUTUP
                      
A.   Pemecahan Masalah
Untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan di atas, berikut ini beberapa pemecahan masalah yang dapat dilakukan
1.     Mengadakan pemerataan pendidikan ke berbagai tempat, bahkan ke tempat terpencil atau pedalaman sekalipun.
2.    Memperluas bandwith dan ketersediaan akses internet untuk memperlancar koneksi sehingga tidak ada informasi yang terganggu maupun terputus denganmengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
3.    Meluruskan paradigma bahwa lulusan dari program ini, tidak terjamin kwalitasnya dengan cara mempromosikan program ini sebaik dan semenarik mungkin, karena lulusan ini tidak kalah saing dengan studi secara regular atau normal.
4.    Melakukan terobosan baru dan kreatif dalam penyampaian materi sehingga tidak menjenuhkan.

B.   Kesimpulan
Teknologi informasi & telekomunikasi akan menghilangkan batasan-batasan ruang & waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Dengan demikian, peserta didik dapat mengambil mata kuliah di manapun di dunia tanpa terbatas oleh institusi dan negara, siswa dapat mudah berguru pada pakar dan ahli di bidang yang diminati. Untuk setiap pembelajaran dapat dengan mudah memperoleh materi dari berbagai sumber, cara penyampain materi yang beragam dengan audio visual yang beberapa terkoneksi langsung ke internet memperkaya peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA


Belawati, Tian. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka. 2000.

Suparman, Atwi & zuhairi Aminudin. Pendidikan Jarak Jauh Teori dan Praktek. Jakarta: Universitas Terbuka. 2009.

Warsita, Bambang. Pendidikan Jarak Jauh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

file.upi.edu/…TIK/PJJ_TIKPembelajaran_Jarak_Jauh_Berbasis_Online_dan_WEB.pdf (Diakses tanggal 26 Januari 2013)

http://blog.politeknik telkom.ac.id/30212033/2012/06/20/peranan-tik-dalam-bidang-bisnis-pendidikan-kesehatan-dan-pemerintahan/ Diakses tanggal 26 Januari 2013)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar